Holistik dan Integrated pak tani

Setiap pagi aroma stasiun bogor selalu sama, menyuguhkan semua hal hiruk pikuk umat manusia, kalo saja dianalogikan, umat adam yang berserakan disana seperti semut yg sedang mencari, bergumul dan berkumpul (maaf gw lebay, hehe). mnciptakan irama bising yg bergerak berjelaga menggetarkan gendang telinga.

ya, karena sebagai orang bogor yang mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian di haribaan ibu kota, mau tidak mau gw harus menikmati semua hiruk pikuknya, mengikuti dinamikanya sebuah kota yg terkenal paling macet dan paling rame di Indonesia. setiap hari yang gw liat pemandangan kemacetan, panas yang menyala nyala, dan kadang juga ada suatu sisi kemanusiaan yang tersisa.

Tapi, beberapa waktu lalu, ketika harus ikut pengerjaan project didaerah banten (serang, rangkasbitung, cilegon dan pandeglang). gw sering ngeliat sawah, dan melihat para petani.

Okeh, mungkin kalo diliat tidak ada yg istimewa, tapi disitu gw belajar bahwa petani memiliki konsep holistik dan integrated sistem. mengalahkan sistem ERP yang terintegrasi dibelahan manapun dan bahkan yg paling canggih sekalipun. Petani memiliki sikap dan keyakinan akan ada panen di akhir usaha yang diberikan.

kalo petani mengikuti para ekonom ahli resiko yg meracau, gw yakin produksi beras di indonesia akan menjadi nol besar, petani akan ketakutan dengan musim yg kacau (sekacau pemerintahan), harga pupuk yg makin naik, dan susahnya mendapatkan pasar ditengah himpitan impor beras luar negri (let say goverment is sucks). Continue reading “Holistik dan Integrated pak tani”